June 5, 2025

Inertia.js

Mengenal Inertia.js: Cara Modern Membangun Aplikasi Monolith yang Interaktif

Dalam beberapa tahun terakhir, pendekatan pengembangan web terus berkembang. Framework seperti Laravel, Rails, dan Django yang awalnya hanya fokus pada server-side rendering kini mulai "berbaur" dengan JavaScript framework seperti Vue, React, atau Svelte. Namun, menggabungkan keduanya seringkali kompleks — di sinilah Inertia.js hadir sebagai solusi yang elegan.

Apa Itu Inertia.js?

Inertia.js adalah modern monolith tool yang memungkinkan kita membangun aplikasi single-page (SPA) menggunakan framework backend tradisional (seperti Laravel) dan frontend modern (seperti Vue, React, atau Svelte) tanpa harus membangun API.

Inertia menjembatani backend dan frontend dengan cara yang sangat sederhana: ia mengatur pertukaran data antara backend dan frontend melalui response JSON, dan mengatur navigasi SPA secara otomatis.

Filosofi Inertia.js

"Like server-side routing, but with client-side rendering."

Inertia tidak mencoba menggantikan backend framework atau frontend framework. Ia hanya menjadi glue — lem perekat yang memungkinkan keduanya bekerja harmonis. Dengan Inertia, kita bisa menulis controller di Laravel seperti biasa, lalu mengembalikan view ke komponen Vue/React, bukan ke Blade template.


Mengapa Menggunakan Inertia.js?

Berikut beberapa alasan kuat mengapa banyak developer menyukai Inertia.js:

  1. Tidak Perlu API Tidak ada kebutuhan untuk membuat REST atau GraphQL API. Kamu bisa langsung melempar data dari controller ke komponen frontend.
  2. Routing Server-Side Routing tetap dikelola oleh backend, seperti di Laravel, sehingga struktur tetap familiar.
  3. SEO-Friendly Dengan konfigurasi yang tepat (misalnya menggunakan SSR di Inertia + Vue), kamu bisa tetap menjaga performa SEO.
  4. Progressive Enhancement Kamu bisa memigrasi proyek Laravel/Blade ke Vue/React secara bertahap tanpa harus menulis ulang semuanya.

Cara Kerja Inertia.js

Cara kerja Inertia bisa diibaratkan seperti berikut:

  1. User melakukan request ke URL tertentu.
  2. Server (misalnya Laravel) menangani request dan mengembalikan "Inertia response" berupa komponen frontend + data.
  3. Inertia di sisi frontend mengganti halaman secara client-side.
  4. Navigasi selanjutnya dilakukan secara SPA tanpa reload, tapi tetap menggunakan route Laravel.

Contoh Sederhana: Laravel + Vue + Inertia

// routes/web.php
Route::get('/dashboard', [DashboardController::class, 'index']);
// app/Http/Controllers/DashboardController.php
public function index()
{
   return Inertia::render('Dashboard', [
      'user' => Auth::user(),
   ]);
}
<!-- resources/js/Pages/Dashboard.vue -->
<script setup>
defineProps({ user: Object })
</script>

<template>
  <h1>Halo, {{ user.name }}!</h1>
</template>

Kekurangan Inertia.js

Tentu tidak ada tool yang sempurna. Beberapa kekurangan Inertia antara lain:

  • Dokumentasi bisa terasa kurang mendalam untuk kasus-kasus kompleks.
  • Tidak cocok jika kamu memang butuh arsitektur microservices atau API-first.
  • Memerlukan pemahaman backend dan frontend yang cukup seimbang.

Kapan Harus Menggunakan Inertia.js?

Gunakan Inertia.js jika:

  • ✅ Kamu ingin membangun SPA tapi tetap menggunakan framework backend favoritmu.
  • ✅ Kamu ingin menghindari kompleksitas pembuatan API.
  • ✅ Kamu butuh pengalaman frontend modern tanpa meninggalkan stack Laravel/Django/Rails.

Penutup

Inertia.js adalah solusi cerdas untuk developer yang ingin menggabungkan kekuatan backend dan kenyamanan frontend modern tanpa ribet. Ia bukan framework frontend, bukan juga API generator — tapi jembatan sederhana yang sangat memudahkan.

Jika kamu ingin membangun aplikasi yang modern, cepat, dan tetap efisien, Inertia.js layak dicoba.